Dapur menjadi tempat krusial bagi rumah makan. Saking krusialnya, terkadang pengunjung tidak diizinkan untuk mendatangi tempat untuk memasak itu. Namun, berbeda dengan Gudeg Pawon yang malah mengharuskan semua pengunjungnya masuk ke dapur.
Cikal bakal Pawon mulai ada sejak 1958. Waktu itu, Bu Prapto Widarso, jualan berpindah-pindah, dari Gondomanan, terminal, dan Pasar Sentul tiap pukul tiga subuh. Pelanggan setia awalnya adalah penjual dan pembeli di pasar yang memilih gudegnya sebagai sarapan sebelum beraktivitas. Oleh karena antusiasme pelanggan yang sampai menyusul ke rumah bila Bu Prapto belum sampai di tempat jualannya, akhirnya pada tahun 2000, ia memilih berjualan di rumah saja. Di dapur tepatnya.
Jam buka yang awalnya setia dengan pukul tiga subuh, semakin maju dan maju. Inilah awal usaha yang sekarang diteruskan anak keduanya, Pak Sumarwanto, yang percaya, menurut saran petuah Ibunya, bahwa kerja itu tidak perlu ngoyo-ngoyo. Inilah sebabnya, pintu dapurnya rata-rata hanya terbuka dua jam sebelum akhirnya tertutup kembali. Namun tentu, gudeg ini cepat habis bukan karena jumlah porsinya terbatas saja, tapi juga rasanya.
Sorry, no records were found. Please adjust your search criteria and try again.
Sorry, unable to load the Maps API.
1 Ulasan pada “Gudeg Pawon Jogja”
Wuenakk ini gudeng nya