Penelitian lain bahkan menunjukkan hanya dengan menghirup aroma saffron selama 20 menit mampu mengurangi rasa cemas dan menurunkan level hormon kortisol pencetus stress.
Penelitan menunjukkan dibandingkan plasebo, saffron mampu mengobati masalah disfungsi ereksi pada pria yang diakibatkan terutama oleh faktor depresi. Pada wanita mengonsumsi saffron setiap hari selama 4 minggu bisa mengurangi rasa tak nyaman saat berhubungan intim yang diakibatkan rasa sakit dan kurangnya pelumas. Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan saffron dengan plasebo.
Kebiasaan mengemil adalah faktor utama pencetus berat badan berlebih. Dalam satu penelitian, selama 8 minggu sekelompok wanita relawan yang mengonsumsi suplemen saffron secara siginifikan merasakan berkurangnya keinginan untuk mengemil, merasa kenyang dan menurut berat badan dibandingkan dengan kelompok yang mengonsumsi plasebo. Dari penelitian ini kelompok yang mengonsumsi suplemen ekstrak saffron berhasil menurunkan; nafsu makan, body mass index, lingkar pinggang dan kandungan lemak tubuh.
Untuk manfaat nomor 7 sampai nomor 10, penelitian saat ini masih berupa hasil penelitian di labotarioum sehingga efektifitasnya masih perlu penelitian lebih lanjut.
Dalam penelitian di laboratorium terhadap tikus dan kelinci percobaan, zat-zat antioksidan dalam saffron mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dan mencegah penyumbatan dalm arteri dan pembuluh.
Penelitian terhadap tikus percobaan yang memiliki diabetes di laboratorium menunjukkan saffron mampu menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitifitas insulin.
Age-related macular degeneration (AMD) adalah kondisi berkurangnya kemampuan penglihatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor degeneratif (akibat usia).
Pemberian suplemen saffron harian dengan dosis 30 mg selama 6 bulan kepada 60 orang subjek penelitian dapat menghasilkan peningkatan jangka menengah yang signifikan dalam fungsi retina pada pasien yang memiliki masalah AMD ini.
Zat-zat antioksidan dalam saffron mampu memperbaiki memori pada penderita Alzheimer’s. Dalam penelitian laboratorium, pemberian saffron bersamaan dengan vitamin E dan kunyit digunakan sebagai terapi antioksidan alternatif. Studi klinis menunjukkan kemampuan terapeutik mereka sebagai agen pelindung untuk sel saraf terhadap kerusakan radikal bebas, memoderasi aktivitas asetilkolinesterase (AChE) dan mengurangi neurodegenerasi, yang ditemukan sebagai faktor kunci dalam Alzheimer.
Laman: 1 2
Hobi makan kembang tentu terdengar ngeri untuk sebagian Sobat Halal, tetapi di beberapa negara, termasuk…
Di tengah kehidupan yang serba cepat dan hiruk pikuk perkotaan, impian untuk menghirup udara segar…
Dalam kekayaan dan keanekaragaman kuliner Indonesia, bebek menjadi salah satu bahan makanan yang telah lama…
Dalam era kopi yang semakin berkembang, Medan, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, menjadi…
Hari Lahir Laksamana Keumalahayati tanggal 1 Januari adalah momen untuk mengenang jasa-jasa seorang pahlawan dari…
Jakarta, HalalLifeID - Pada hari kedua gelaran Halal Fair Series yang digelar bersama Halal Indonesia…