Profil Bisnis

Gerabah Bayat Ibu Sukamti, Produk Kerajinan Tradisional yang Sudah Mendunia

Bagikan

Gerabah Bayat Bu Sukamti tidak sekedar menembus pasar internasional, namun juga memberikan harapan bagi orang-orang yang membutuhkannya.

“Sudah ada penelitian dari Jepang, alat saji yang terbuat dari tanah itu ternyata bagus kualitas pemakaiannya, kalau saya lagi masak tuh masih bisa mendidih walau pun apinya sudah dimatikan.”

Selain itu, untuk hidup lebih sehat, Bu Sukamti juga lebih memilih gerabah untuk menyimpan makanan atau sayur daripada wadah berbahan plastik. Oleh karena itu, ia sangat yakin kalau Gerabah Bayat tidak akan lenyap ditelan waktu. Apalagi terbukti Gerabah Bayat sudah bertahan sejak nenek moyang hingga saat ini usahanya dikelola oleh Bu Sukamti.

Gerabah Bayat Ibu Sukamti (foto-foto HalalLifeID)

Sejauh ini kompetitor produk gerabah adalah perabot dari kayu, lidi, plastik dan batok yang diolah menjadi wadah makanan, kerajinan dan sejenisnya. Meskipun demikian, bagi Bu Sukamti setiap produk memiliki keunggulan tersendiri dan kembali lagi ke selera serta kebutuhan konsumen itu sendiri. Sehingga ia menjalankan usaha Gerabah Bayat dengan hati yang tenang dan selalu percaya terhadap Allah SWT, rezeki tidak pernah salah alamat.

Selain mengandalkan pengepul, pemasaran Gerabah Bayat Bu Sukamti  juga dilakukan secara mulut ke mulut dan jemput bola di tempat jika ada pelancong yang datang ke lokasi. Berkat bantuan suami, adik, keluarga, relasi dan para pekerjanya, Bu Sukamti dapat mengelola Gerabah Bayat hingga saat ini.

“Terkhusus suami dan adik saya ya, adik saya pegang produksi, penjualan, masalah karyawan juga dan selalu memberikan masukan serta ide, bahkan mengajari saya buat bikin model-model gerabah baru.”

Sepanjang riwayat perjalanan Gerabah Bayat yang ia kelola, Bu Sukamti mengakui bahwa ia pernah mengalami masa-masa sulit.

“Ya kalau masalah pasti selalu ada, tapi yang membekas di hati tuh dulu pernah dapat order dari Jepang dan detailnya harus saklek. Jadi barang udah jadi, ya akhirnya banyak yang tersortir (ditolak) karena buatan tangan kan, bukan buatan mesin. Ada juga masalah cuaca, kadang waktu sudah ditentukan, tapi cuaca tidak mendukung. Terpaksa masih basah-basah dibakar dan akibatnya banyak yang rusak.”

Laman: 1 2 3

Artikel Baru

Jangan Kaget, Inilah Deretan Bunga yang Kerap Dijadikan Bahan Makanan!

Hobi makan kembang tentu terdengar ngeri untuk sebagian Sobat Halal, tetapi di beberapa negara, termasuk…

21 Jan 2024

Jalan-Jalan ke Luar Negeri Antimainstream, Ini 7 Tujuan Wisata ke Pedesaan Terindah di Luar Negeri

Di tengah kehidupan yang serba cepat dan hiruk pikuk perkotaan, impian untuk menghirup udara segar…

14 Jan 2024

Mengenal Hidangan Serba Bebek dari Indonesia, Bikin Lapar!

Dalam kekayaan dan keanekaragaman kuliner Indonesia, bebek menjadi salah satu bahan makanan yang telah lama…

1 Jan 2024

8 Tempat Ngopi Super Cozy di Medan

Dalam era kopi yang semakin berkembang, Medan, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, menjadi…

31 Des 2023

1 Januari, Hari Lahir Laksamana Keumalahayati Ditetapkan Sebagai Hari Perayaan Internasional oleh UNESCO

Hari Lahir Laksamana Keumalahayati tanggal 1 Januari adalah momen untuk mengenang jasa-jasa seorang pahlawan dari…

23 Des 2023

Antusiasme Tinggi Pengunjung Halal Indonesia International Trade Show 2023

Jakarta, HalalLifeID - Pada hari kedua gelaran Halal Fair Series yang digelar bersama Halal Indonesia…

11 Des 2023