Share artikel ini:


Benteng-benteng tua peninggalan zaman kolonial di Indonesia dapat jadi pilihan tempat wisata yang menarik karena memiliki nilai sejarah dan sekaligus bisa sambil menikmati keindahan arsitekturnya. Benteng-benteng tua peninggalan zaman kolonial juga merupakan saksi bisu sejarah perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaannya.

Benteng peninggalan zaman kolonial memiliki desain arsitektur yang sangat indah dan dikelilingi oleh latar belakang pemandangan alam yang sangat menarik. Beberapa benteng saat ini ada yang telah diubah menjadi museum sehingga Sobat Halal dapat mengeksplorasi artefak sejarah dan budaya yang dipajang di museum.

Rekreasi ke benteng-benteng tua peninggalan zaman kolonial juga bisa menjadi rekreasi sambil berolahraga ringan. Halaman benteng yang luas dengan taman atau lapangan dapat digunakan untuk jalan-jalan santai sambil menikmati suasana.

Berikut 6 benteng tua peninggalan zaman kolonial di Indonesia yang bisa Sobat Halal kunjungi bersama keluarga tercinta.

#1 Benteng Rotterdam – Makassar, Sulawesi Selatan

Benteng Rotterdam (foto: Andi Hasbi Jaya via unsplash)

Fort Rotterdam atau Benteng Rotterdam adalah sebuah benteng Belanda yang terletak di pinggir pantai barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Awalnya, situs ini adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo yang dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9, I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung. Namun, kemudian situs ini diserahkan kepada Belanda di bawah Perjanjian Bungaya. Belanda kemudian membangun benteng ini kembali antara tahun 1673 dan 1679 dengan enam bastion dan dinding setinggi tujuh meter yang dikelilingi oleh parit sedalam dua meter. Fort Rotterdam kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur, serta sebagai markas militer dan pemerintahan daerah Belanda hingga tahun 1930-an.

Pada 1937, kepemilikan Fort Rotterdam diserahkan kepada Yayasan Fort Rotterdam dan bangunan ini terdaftar sebagai bangunan bersejarah pada 23 Mei 1940. Pada 1970-an, Fort Rotterdam dipugar secara ekstensif dan sekarang menjadi pusat budaya dan pendidikan, tempat untuk berbagai acara musik dan tarian, serta tujuan wisata.

Fort Rotterdam menjadi salah satu warisan sejarah yang penting di Indonesia dan menjadi simbol perlawanan rakyat Sulawesi Selatan terhadap penjajahan. Benteng ini juga menjadi tempat wisata sejarah yang menarik di Makassar, serta menjadi tempat yang cocok untuk menikmati pemandangan pantai Makassar yang indah.

#2 Benteng Vredeburg – Yogyakarta

Benteng Vredeburg (foto: Sabjan Badio via wikipedia)

Museum Benteng Vredeburg terletak di depan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Yogyakarta. Benteng ini menjadi sebuah museum dan di dalamnya terdapat diorama mengenai sejarah Indonesia. Terletak di jalan Malioboro, Benteng Vredeburg menjadi salah satu bangunan peninggalan masa kolonial yang menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa bersejarah di Yogyakarta semenjak pemerintah kolonial Belanda masuk ke Yogyakarta.

Belanda membangun benteng ini dengan alasan menjaga keamanan kraton dan sekitarnya, tetapi sebenarnya juga dimaksudkan untuk memudahkan Belanda dalam mengontrol segala perkembangan yang terjadi di dalam kraton. Benteng ini menjadi tempat berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu Sultan berbalik menyerang Belanda dan berubah menjadi musuh Belanda.

Pembangunan benteng dimulai pada tahun 1760 dan selesai pada tahun 1787 dengan nama Rustenburgh. Benteng ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, namun pada tahun 1867 di Yogyakarta mengalami gempa bumi cukup kuat sehingga benteng memerlukan perbaikan. Setelah pemugaran selesai, nama benteng Rustenburgh diubah menjadi benteng Vredeburg yang artinya “perdamaian”.

#3 Benteng Kalamata – Ternate, Maluku Utara

Benteng Kalamata (foto: SSB SAMIDERA PUTERA TERNATE via google)

Benteng Kalamata adalah benteng Portugis yang dibangun pada tahun 1540 di Kota Ternate Selatan. Benteng ini awalnya bernama Santa Lucia, namun kemudian dikenal dengan nama Benteng Kalamata atau Benteng Kayu Merah karena lokasinya yang berada di Kelurahan Kayu Merah.

Benteng Kalamata dapat ditemukan di pesisir selatan Pulau Ternate dan bersebrangan langsung dengan Pulau Tidore dan Maitara. Untuk mengunjungi benteng ini, wisatawan dapat menempuh jarak sekitar 15 menit dari pusat kota Ternate dengan kendaraan bermotor. Benteng ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 18.00 sore.

#4 Benteng Belgica – Banda Neira, Maluku

Benteng Belgica (via travelspromo.com)

Benteng Belgica adalah benteng yang pertama kali dibangun oleh bangsa Portugis di Pulau Naira, Maluku pada abad ke-16. Kemudian, benteng tersebut dibangun kembali oleh VOC atas perintah Gubernur Jendral Pieter Both pada 4 September 1611 dan diberi nama Benteng Belgica.

Benteng ini dibangun untuk mempertahankan serangan dari rakyat Banda yang menentang monopoli perdagangan pala dari VOC, serta sebagai pengganti Benteng Nassau yang dianggap kurang baik dari segi lokasi dan fungsinya. Benteng ini memiliki bentuk segi lima dan terdiri dari dua bagian, yaitu Bangunan I dan Bangunan II.

Benteng Belgica terletak di tengah Kota Banda dan memiliki pemandangan yang mempesona, yaitu Gunung Api Banda dan laut. Benteng ini juga terkenal karena memiliki kesamaan bentuk dengan gedung kantor utama angkatan bersenjata Amerika Serikat yang bernama The Pentagon. Benteng ini memiliki dua battery bertumpuk yang digunakan untuk lini pertahanan, serta gerbang utama yang menghadap ke laut dan dilengkapi dengan pintu darurat dari besi atau valdeur.

Benteng ini merupakan salah satu benteng termegah di Maluku pada masanya dan menjadi objek wisata yang menarik bagi para turis.

#5 Benteng Kuto Besak – Palembang, Sumatera Selatan

Benteng Kuto Besak (foto @dikkisgetaway via tripadvisor)

Benteng Kuto Besak adalah sebuah benteng bersejarah yang terletak di bagian tenggara Sungai Musi, dengan ukuran 288,75 meter x 183,75 meter dan berbentuk persegi panjang. Setiap sudut dari benteng ini memiliki selekoh dengan bentuk yang berbeda-beda, yakni selekoh berbentuk trapesium di sudut utara, timur, dan selatan, sedangkan di sudut barat selekoh berbentuk segi lima. Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dan selesai pada tahun 1797 oleh Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo sebagai keraton sekaligus pertahanan Kesultanan Palembang.

Ada empat pintu atau gerbang di Benteng Kuto Besak, termasuk pintu di bagian depan dan samping atau belakang. Saat ini, sekitar Benteng Kuto Besak menjadi objek wisata dan taman terbuka bagi warga Kota Pempek, dengan pelataran di depan tepat di pinggiran Sungai Musi yang menjadi tempat terbuka untuk menikmati pemandangan Sungai Musi dan Jembatan Ampera.

Di sekitar Benteng Kuto Besak juga terdapat banyak bangunan bersejarah yang menjadi tempat wisata, seperti Jembatan Ampera, Museum SMB II, Masjid Agung dan Sekanak yang dulunya tempat tinggal bangsawan Kesultanan Palembang dan pusat perdagangan di masa kolonial Belanda.

Di pelataran Benteng Kuto Besak, terdapat dermaga tempat wisatawan dapat menyewa perahu rakyat jika ingin berwisata di Sungai Musi. Pelataran ini juga sering dijadikan tempat upacara atau kegiatan pemerintahan hingga konser musik. Benteng Kuto Besak adalah sebuah warisan bersejarah yang patut untuk dikunjungi oleh wisatawan yang ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah dan budaya Palembang.

#6 Benteng Marlborough – Bengkulu

Benteng Marlborough (via misteraladin.com)

Benteng Marlborough adalah benteng terbesar yang pernah dibangun oleh Inggris di Asia Tenggara, yang terletak di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company pada 1713-1719 sebagai benteng pertahanan, dinamai Fort Malborough untuk mengenang John Churchill, seorang komandan militer Inggris terkenal sebagai “The First Duke of Marlborough”.

Benteng ini dikelilingi oleh parit selebar tujuh meter dan jika dilihat dari atas bentuknya mirip seperti kura-kura. Untuk memasuki benteng ini harus melewati bagian revaline (kepala kura-kura) yang dihubungkan dengan jembatan yang dulunya bisa diangkat untuk mengantisipasi serangan.

Meskipun benteng ini pernah dibakar, peninggalan-peninggalan semasa kepemimpinan Inggris dan Belanda di Benteng Marlborough masih tetap terjaga sampai sekarang. Pada tahun 1983-1984, Benteng Marlborough dipugar oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Benteng Marlborough merupakan destinasi yang tepat untuk dikunjungi di Provinsi Bengkulu karena kisah peninggalan sejarah dan lingkungannya. Dengan posisinya yang menghadap ke arah laut, benteng ini juga dapat menjadi tempat yang tepat untuk menikmati sore hari atau mengabadikan momen bersama keluarga.

Berikan bintang kamu untuk 6 benteng peninggalan zaman kolonial ini
[Total: 3 Rata-rata: 5]



Berlangganan
Beritahu tentang
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar