Masjid Sulṭan merupakan masjid pertama yang dibangun di Singapura yang memliki daya tampung mencapai 5.000 jemaah. Masjid bersejarah itu menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan asing yang berkunjung ke negeri Singa.
Kubahnya yang berwarna emas seperti menjadi ikon yang menghasi area Kampong Glam, salah satu daerah peranakan di Singapura. Struktur awal masjid ini dibangun sekitar 1826 oleh masyarakat Jawa yang kebanyakan pedagang awal di Singapura, yang menjalankan aktivitas perdagangan dengan masyarakat Arab, Boyan dan Bugis sebelum kedatangan saudagar Tionghoa. Bangunan masjid itu menjadi tempat tinggal atau kawasan permukiman awal beberapa etnik masyarakat Indonesia.
Layaknya sebuah negara yang multikultural, Masjid Sultan sarat akan nuansa India, Persia, dan Islam dengan ciri khas kubah besar serta menara. Interiornya perpaduan putih dan hijau, dengan pengaruh arsitektur Ottoman.
Untuk mencapai masjid ini tidaklah sulit, kita cukup naik MRT hingga Bugis Station. Keluar melalui pintu keluar B, lalu berjalan selama kurang lebih sepuluh menit. Lokasi tepat masjid ini di 3 Muscat Street, Singapura 198833.
Yang menarik dari masjid ini adalah setiap dasar kubah didekorasi dengan ujung botol kaca yang disumbangkan oleh umat Muslim yang kurang mampu selama masa pembangunan. Ini merupakan bukti bahwa bukan hanya umat Muslin yang mampu saja yang bisa menyumbang. Saat ini Masjid Sultan dimiliki dan dikelola oleh Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS).
Bagi para Travelers Muslim yang berencana liburan ke Singapura jangan lupa sempatkan diri untuk mengunjungi masjid bersejarah ini. Masjid Sultan adalah bagian penting dari komunitas baik bagi umat Muslim maupun semua warga Singapura. Berbagai acara kerap digelar, mulai dari kajian, akad nikah, sampai bazaar Ramadhan di masjid yang memiliki luas keseluruhan 4.109 meter persegi dan luas ruang utama 2.000 meter persegi.