Share artikel ini:


Dalam beberapa tahun ke depan, Susi dan adiknya berharap usahanya menjadi salah satu tujuan wisata kuliner yang berkarakter dan ikonik di Yogyakarta, sehingga selalu dirindukan pelanggan. Selain itu, mereka berharap usahanya mampu mendongkrak perekonomian warga di sekitar, apalagi mereka getol karena yakin usahanya berpotensi besar.

Namun demikian, ada kalanya ujian hadir di tengah-tengah usaha mereka. Saat itu baru tahap awal buka angkringan, belum dikenal dan kemungkinan banyak yang masih sangsi dengan kualitasnya sehingga angkringan sangat sepi.

“Angkringan pernah tidak laku sama sekali dan tidak ada pengunjung. Kami kan jual makanan, kalo tidak laku kebanyakan harus dibuang karena tidak tahan lama. Belum lagi harus menggaji karyawan juga,” kenang Susi.

Belajar dari pengalaman tersebut, mereka mulai mencari celah dengan mengajak komunitas, teman dan saudara untuk main ke angkringan supaya terlihat ramai. Selain itu, mereka mencari tahu kesan dan mendengarkan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan rasa.

Namun, ujian datang kembali saat suami Susi kurang mendukung usahanya dan mulai ada persaingan tidak sehat dengan keluarga dari pihak suami,

“Belajar dari semua masalah yang datang, saya tetap jalankan selagi tidak bertentangan dengan konsep halal. Apalagi persaingan dalam usaha sudah bukan rahasia lagi, tinggal bagaimana menghadapinya. Saya jadi banyak belajar, introspeksi, fokus terhadap solusi dan plan ke depannya.”

Dalam usahanya, Susi sangat terdukung oleh kehadiran ibu dan adik-adiknya. Ia juga tidak segan menyebutkan nama Sekar, sahabatnya, “mereka selalu ada. Keluarga dan sahabat saya selalu mengambil alih peran saya saat saya tidak bisa handle angkringan sendiri, setia mendengar keluh kesah saya dan memberi dukungan penuh. Saya tak akan lupa itu.”

Uniknya, angkringan ini dipromosikan dengan metode world of mouth (WOM) alias gethok tular,  tidak banyak yang tahu istilahnya, tetapi metode pemasaran seperti ini biasa dilakukan dengan melakukan event-event khusus seperti nonton bareng film-film atau pertandingan bola nasional dan internasional. Dampaknya sejauh ini cukup baik dan bisa diterima oleh masyarakat, angkringan pun jadi lebih hidup dan yang utama ada pemasukan.

Vin S
“If you wait for inspiration to write you’re not a writer, you’re a waiter.” ~ Dan Poynter
Berikan bintang kamu untuk Angkringan Mbah Kaji
[Total: 5 Rata-rata: 5]



Berlangganan
Beritahu tentang
guest
1 Komentar
Terbaru
Terlama Paling Banyak Dinilai
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar