Ilustrasi: Destiawan Nur Agustra via pexels
Share artikel ini:


Belakangan ini, selain menghadapi cuaca ekstrim, kita juga dihadapkan pada paparan sinar UV yang berbahaya bagi kesehatan kulit kita. Paparan sinar UV terbagi menjadi dua jenis, yaitu UV A dan UV B, yang keduanya dapat memberikan dampak buruk seperti kerusakan kulit, sunburn, penuaan dini, kerusakan DNA, dan bahkan kasus kanker kulit dalam indeks yang tinggi atau ekstrim.

Sayangnya, seringkali kita lengah dan lupa untuk menggunakan dan memperbaharui pelindung kulit saat beraktivitas di luar ruangan. Hal yang unik, UV A dan UV B dapat menembus sela-sela awan, sehingga tidak ada jaminan bahwa kita tidak akan terpapar radiasi UV A dan UV B saat berada di bawah cuaca mendung.

Tingginya suhu atau keberadaan sinar matahari tidak dapat dijadikan patokan untuk menentukan tingkat paparan UV yang kita terima. Oleh karena itu, penting bagi Sobat Halal untuk selalu mempersiapkan pelindung kulit, seperti sunscreen baik yang bersifat fisik maupun kimiawi. Keduanya memiliki manfaat yang sama dalam melindungi kulit, namun memiliki cara kerja yang berbeda. Yuk, teruskan membaca untuk mengetahui lebih lanjut!

Foto ilustrasi: Nati Melnychuk via unsplash

#1 Pyshical Sunscreen

Physical sunscreen disebut juga sebagai inorganic sunscreen. Jika Sobat Halal menemukan sunscreen dengan komposisi zinc oxide dan titanium dioxide, maka artinya sunscreen tersebut adalah physical sunscreen.

Physical sunscreen cenderung memiliki photostability yang baik, sehingga Sobat Halal tidak perlu berulang kali melakukan re-apply. Cara kerjanya pun maksimal, bahkan dapat menghalangi paparan UV menembus kulit 5-10%. Tidak heran jika jenis ini juga disebut sebagai sunblock, karena bisa menangkal sinar UV.

Namun, perlu diperhatikan, sunscreen yang satu ini punya formula yang cukup berat di kulit dan bisa menimbulkan whitecast, sehingga dianjurkan melakukan “two step cleansing” untuk menghapus sunscreen jenis ini agar tidak ada residu yang tertinggal.

Selain itu, jika memilih sunscreen ini, Sobat Halal tidak perlu re-apply sesering menggunakan chemical sunscreen.

#2 Chemical Sunscreen

Chemical sunscreen dikenal juga sebagai organik sunscreen. Meskipun memiliki jangkauan perlindungan yang luas terhadap paparan UV A dan UV B, chemical sunscreen memiliki photostability yang berbeda-beda atau cenderung lebih rentan.

Chemical sunscreen membutuhkan jeda setelah pemakaian agar meresap dengan baik ke kulit, sehingga dapat menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi panas secara maksimal.

Pada umumnya, photostability chemical sunscreen akan rusak jika terkena paparan sinar matahari. Oleh karena itu, untuk menjaga stabilitasnya, Sobat Halal harus melakukan re-apply setiap 1 atau 2 jam sekali. Namun demikian, pemakaian chemical sunscreen biasanya dianggap lebih nyaman karena formulanya lebih ringan, sangat minim whitecast, ringan di wajah dan mudah dibersihkan.

Kredit foto: pexels

Nah setelah memahami perbedaan kedua jenis sunscreen di atas berikut sedikit tips penggunaannya. Jika Sobat Halal memiliki jadwal kegiatan outdoor yang cukup panjang, sebaiknya memilih physical sunscreen untuk perlindungan maksimal. Namun, jika Sobat Halal rajin mengaplikasikan kembali sunscreen, chemical sunscreen di outdoor juga bisa menjadi pilihan yang tepat.

Dengan memilih jenis sunscreen yang sesuai dan menerapkan penggunaannya dengan benar, kita dapat melindungi kulit kita dari dampak buruk sinar UV dan meminimalkan risiko terkena masalah kulit yang lebih serius di kemudian hari.

Vin S
“If you wait for inspiration to write you’re not a writer, you’re a waiter.” ~ Dan Poynter
Berikan bintang kamu untuk beauty hack ini
[Total: 3 Rata-rata: 5]



Berlangganan
Beritahu tentang
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar