Ketika mengalami hal tersebut, Bu Sukamti kerap mengatasi dengan cara cari pinjaman untuk kembali memproduksi gerabah-gerabah yang rusak atau gagal demi memenuhi jumlah pemesanan klien.
“Kadang jual apa yang bisa saya jual, seperti emas, kalau nanti udah untung baru beli lagi,” kenang Bu Sukamti
Kini selama pandemi berlangsung, Bu Sukamti tetap menjalankan usahanya seperti sedia kala. Order selalu masuk secara ajeg, sekecil apa pun ia masih bersyukur karena karyawannya tidak ada yang menganggur dan produksi jalan terus demi mencukupi kebutuhan hidup masing-masing.
“Ya kalau buka usaha itu harus semangat dulu, jangan pesimis. Bekerja sesuai kemampuan, jangan membuang waktu, serius dan jangan maju-mundur. Insya Allah tercapai apa yang diinginkan.”