Share artikel ini:


Baru-baru ini, UNESCO mengeluarkan ketetapan terkait kelahiran sesosok pahlawan wanita dari Aceh yang bernama Keumalahayati sebagai laksamana perempuan pertama dunia. Wah, jadi penasaran nih dengan laksamana perempuan yang satu ini. Siapa sih beliau? Yuk kita kenali lebih jauh profil tokoh yang satu ini.

Laksamana adalah jabatan tertinggi untuk perwira angkatan laut, umumnya hanya pria yang berhasil menduduki jabatan ini. Namun demikian, berabad-abad lalu ada juga laksamana perempuan yang menduduki jabatan ini, tetapi saat itu belum diakui karena konsep kesetaraan gender belum populer di tengah masyarakat dunia.

Keumalahayati lahir pada 1 Januari 1550 di Aceh, ia merupakan anak perempuan dari Laksamana Mahmud Syah yang sangat dihormati dan merupakan anak Laksamana Muhammad Said Syah. Laksamana Muhammad Said Syah ini merupakan anak kandung Sultan Salahudin Syah yang memimpin kesultanan Aceh pada 1.530-1.539 M.

Beliau juga merupakan anak dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat yang mendirikan sekaligus memimpin pada tahun 1.513-1.530 M. Pada dasarnya, Keumalahayati merupakan keturunan dari pendiri dan pemimpin Kesultanan Aceh.

Berdasar garis keturunannya, Keumalahayati menempuh pendidikan militer di Akademi Militer Ma’had Baitul Maqdis dan pada tahun 1.584-1.604 M ia menjadi Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah pada masa kepemimpinan Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.

Keumalahayati memiliki seorang suami bernama Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al-Latief, ia memimpin perlawanan Aceh terhadap Portugis di Teluk Haru. Walaupun berhasil memberikan kemenangan pada Kesultanan Aceh pada tahun 1.586, suami Keumalahayati gugur.

Setelah suaminya meninggal, Sultan Riayat Syah memberikan pangkat laksamana kepada Keumalahayati sehingga melalui jabatan tersrbut ia bertekad untuk meneruskan jejak perjuangan suaminya. Keumalahayati juga membentuk dan memimpin Pasukan Inong Balee, yakni 2.000 prajurit yang berstatus janda.

Pasukan Inong Balee didikan Keumalahayati kerap terlibat dalam pertempuran melawan Portugis dan Belanda, sehingga sangat disegani dan ditakuti oleh lawan. Pasukan Inong Balee memiliki pangkalan militer di Teluk Lamreh Krueng Jaya dan mendirikan benteng 100 mdpl. Pada 11 September 1.599, Keumalahayati berhasil menghancurkan kapal-kapal  benteng-benteng Portugis serta menaklukkan Cornelius De Houtman melalui duel satu lawan satu.

Waktu Keumalahayati terhenti saat ia gugur melawan pasukan Portugis di Selat Malaka pada tahun 1.615. Ia dimakamkan di Bukit Gampong Lamreh, Krueng Raya, Kecamatan Masjid Raya,  Kabupaten Aceh Besar, dari tempat tersebut Sobat Halal dapat menikmati pemandangan Bukit Barisan yang indah.

Foto: Si Gam via wikimedia

Makamnya dinobatkan sebagai “Situs Cagar Budaya Makam Laksamana Malahayati”. Pada tanggal 6 November 2017, Presiden Joko Widodo menobatkan Laksamana Keumalahayati sebagai Pahlawan Nasional wanita yang ke-13. Penobatan tersebut diwakili oleh keturunan Laksamana Keumalahayati yang ke-45, yaitu Teuku Putro Safiatuddin Cahya Nur Alam.

Sedangkan pada 22 November 2023, UNESCO menobatkan Laksamana Keumalahayati sebagai “Laksamana Perempuan Pertama di Asia Tenggara” dan hari lahirnya dirayakan secara internasional oleh UNESCO. Keren ya!? Jadi jangan lupa, 1 Januari kini tidak hanya merupakan peringatan pergantian tahun saja, tetapi juga merupakan hari peringatan Laksamana Keumalahayati!

Vin S
“If you wait for inspiration to write you’re not a writer, you’re a waiter.” ~ Dan Poynter
Berikan bintang kamu
[Total: 2 Rata-rata: 5]



Berlangganan
Beritahu tentang
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar