Foto oleh Jezael Melgoza (via unsplash)
Share artikel ini:


Dalam beberapa tahun terakhir ini Jepang menaruh perhatian cukup serius dalam melayani wisata halal atau muslim friendly tourism. Hal ini seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan muslim yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapore.

Jepang merupakan tujuan wisata favorit dunia karena Jepang merupakan salah satu negeri yang memiliki peradaban tertua dan memiliki sejarah yang indah dan beragam. Selain kota-kotanya yang sangat ramai, wisata ke pedesaan di Jepang akan menawarkan pemandangan alam dan pegunungan yang menakjubkan.

Selain itu bagi Wisatawan Indonesia, jaraknya tidak terlalu jauh. Mendapatkan visa Jepang juga cukup mudah. Bahkan bagi WNI yang sudah memiliki ePassport, cukup mendaftarkan sekali di Kedubes Jepang di Indonesia, lalu berikutnya pemegang ePassport bisa langsung berangkat ke Jepang tanpa perlu mengajukan visa. Setelah situasi pandemi covid-19 aturan visa ini ada beberapa penyesuaian yang bisa diperiksa di situs Kedubes Jepang di Indonesia.

Untuk wisata halal atau wisata ramah muslim, meski Jepang belum memiliki badan nasional untuk akreditasi halal, tapi saat ini ada banyak sumber-sumber informasi yang bisa diperoleh wisatawan muslim yang bermaksud berkunjung ke Jepang.

Pertumbuhan jumlah hotel di Jepang yang mulai menyediakan kebutuhan wisatawan muslim cukup signifikan. Meski tidak berarti harus berkonsep hotel syariah, hotel-hotel ramah muslim ini menyediakan fasilitas-fasilitas sederhana seperti sajadah, ruang musholla kecil, dan beberapa bahkan mulai menyediakan restoran halal. Para staf hotel juga umumnya cukup familiar jika ditanya informasi mengenai restoran halal dan mesjid di sekitar hotel.

Sementara itu Masakan Jepang sekilas memang tampak halal karena umumnya masakan tradisional warga Jepang adalah nasi, makanan laut, makanan nabati dan produk kedelai seperti tahu. Tapi wisatawan yang menginginkan makanan halal harus memperhatikan beberapa faktor berikut yang mungkin tercampur dalam bahan masakan yang tampaknya halal terutama jika mengunjungi restoran yang tidak secara jelas menyatakan sebagai restoran halal.

1. Cooking Sake, Arak untuk Memasak

Aneka Sake dan Mirin (via justonecookbook.com)

Bahan ini sangat umum digunakan Masyarakat Jepang dalam memasak makanan termasuk saat memasak sayuran dan seafood. Pastikan restoran yang dikunjungi tidak menggunakan sake saat memasak

2. Sweetened Cooking Rice Wine, Anggur Beras Manis untuk Memasak atau Mirin

Bahan ini juga cukup umum digunakan Masyarakat Jepang untuk menambah cita rasa masakan mereka. Mirin regular mengandung alkohol, tapi ada juga beberapa merek mirin yang tidak mengandung alkohol atau non-alcoholic mirin.

3. Alkohol

Restoran di Jepang umumnya menyediakan pilihan minuman beralkohol. Selalu tanyakan jenis minuman sebelum memesannya

Selain itu alkohol umumnya digunakan sebagai salah satu bahan pengawet dalam bumbu, seperti misalnya dalam bumbu miso. Kecuali jika dinyatakan bebas bahan pengawet dan diberi label “mu-ten-ka” (無添加) atau ada juga yang memasang label “alcohol free”.

4. Gelatin dan Lemak Hewani

Gelatin dan lemak hewani (yang tidak bisa dipastikan kehalalannya) bisa juga ditemui dalam produk roti, snak atau permen.

***

Jika menginginkan masakan halal, termasuk masakan khas Jepang, yang paling aman tentu saja dengan mengunjungi restoran-restoran yang sudah menyatakan kehalalannya dengan jelas.

Beberapa situs berikut bisa jadi referensi untuk mendapatkan informasi halal saat berwisata di Jepang termasuk pilihan restoran-restoran halal.

Selamat berwisata halal ke Jepang!

Berikan bintang kamu untuk artikel ini
[Total: 5 Rata-rata: 5]



Berlangganan
Beritahu tentang
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar