Share artikel ini:


Selain itu, Sita tidak tanggung-tanggung untuk menyesuaikan harga berdasar budget konsumennya padahal makanan sehat pada umumnya kerap dibanderol dengan harga mahal.

“Pengennya AH Kitchen bisa memberi warna baru di dunia kuliner meski pun makanan yang dijual tidak jauh berbeda dengan pedagang lainnya. Setidaknya melalui riset, produk AH Kitchen yang diolah dengan inovasi bisa sesuai dengan lidah dan dompet pasar.”

Tingginya minat terhadap kuliner baru-baru ini juga membuat Sita berpikir, bahwa ke depannya memang masih banyak ruang untuk inovasi dan personalisasi makananan. Termasuk untuk pemasaran, kesempatannya masih terbuka lebar.

Meskipun sejauh ini pemasaran sudah dilakukan secara online dan offline, Sita berencana untuk menerapkan metode lain untuk menarik perhatian pelanggan seperti mengadakan kegiatan masak eksperimental yang menggunakan beberapa responden untuk mencicipi makanan tersebut guna memetakan selera konsumen atau target market yang ia tuju. Sita sendiri juga percaya bahwa kuliner tidak akan pernah mati.

“Selalu akan ada produsen, penjual, dan pembeli, karena semua orang butuh makan dalam kondisi atau acara apapun setiap harinya, tugas saya menawarkan, mengolah dan menjamin kepuasan mereka. Selain itu, modal terjangkau dan pasarnya juga luas.”

Selain keyakinannya yang kuat untuk menggeluti bisnis kuliner tersebut,  dukungan dari suami, anak dan keluarganya merupakan suntikan motivasi bagi Sita. Sita juga mendapat dukungan yang luar biasa dari teman, rekan hingga kenalan yang ia kenal saat mulai menggeluti AH Kitchen dari awal, termasuk petugas daerah setempat yang sangat kooperatif saat dibutuhkan perannya mengingat mengurus izin edar dan hal lainnya bisa dikatakan perkara asing baginya saat memulai bisnis ini.

Tidak sekali-dua kali Sita mengalami ujian dalam menjalankan bisnis ini, cuaca, harga bahan baku, ketersediaan bahan, dan pelanggan pun kadang menjadi tantangan besar bagi usahanya.

“Kadang saya dibikin kalang kabut dengan bahan baku yang tiba-tiba melejit padahal lagi kebanjiran order, malah kadang juga gak ada bahannya sama sekali. Kalau sudah posisi seperti itu terpaksa saya terjun langsung ke lapangan dan berburu bahan, yang dipertaruhkan jelas tenaga dan waktu ekstra. Ninggalin anak-anak atau ngajak anak-anak kalau lagi kerja sama-sama gak sepele, ada aja tambahan ujiannya.”

Vin S
“If you wait for inspiration to write you’re not a writer, you’re a waiter.” ~ Dan Poynter
Berikan bintang kamu
[Total: 5 Rata-rata: 5]



Berlangganan
Beritahu tentang
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar