Siapa sangka Afrika Selatan memiliki sejarah yang erat sekali kaitannya dengan Indonesia? Sejarah ini bermula dari Cape Town yang merupakan sebuah Ibu Kota Legislatif dari Afrika Selatan dan Ibu Kota Provinsi Tanjung Harapan.
Cape Town sendiri merupakan pelabuhan besar di tepi Samudera Atlantik yang berada di kaki Gunung Meja. Meskipun demikian, Cape Towm memiliki jalur akses kereta api yang baik ke daerah-daerah pedalaman sekitar Cape Town.
Cape Town berdiri sejak tahun 1652 setelah pernah menjadi jajahan Belanda dan Inggris. Awalnya diberi nama Kaapstad dan menjadi Britania Raya pada tahun 1806. Di Cape Town terdapat bangunan bersejarah seperti gedung parlemen yang dibangun pada tahun 1886 dan Universitas Cape Town yang dibangun pada tahun 1916.
Selain dua gedung tersebut, terdapat Masjid Auwal yang merupakan masjid pertama sekaligus tertua di Cape Town.
Yang dulunya dikenal sebagai Masjid Ul-Awwal ini berada di Dorp Street Cape Town, Bo Kaap, yamg merupakam kawasan warga muslim di Cape Town. Masjid ini dibangun pada tahun 1794 oleh Imam Abdullah Qhadi Abdus Salaam atau akrab dipanggil sebagai Tuan Guru yang berasal dari Tidore, Maluku Utara, Indonesia. Beliau adalah salah satu tokoh yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Afrika Selatan.
Tuan Guru sendiri merupakan seorang bangsawan yang lahir pada tahun 1712 di Tidore dan diasingkan oleh Belanda ke Pulau Roben pada tahun 1780 saat berusia 68 tahun untuk menghalangi keterlibatan Inggris dalam urusan penjajahan Belanda di Tidore pada era kolonialisme.
Selepas masa pengasingannya di Cape Town, Tuan Guru justru melakukan syiar agama Islam. Langkah pertamanya adalah mendirikan madrasah pertama di Afrika Selatan pada tahun 1793, kemudian disusul membangun masjid pertama di Cape Town yang diberi nama Masjid Ul-Awwal pada tahun 1794.
Masjid ini berdiri di era perbudakan dan didirikan di atas lahan budak yang mendapat kebebasan, yaitu Coridon Van Ceylon. Dulunya masjid ini adalah gudang, tetapi oleh Tuan Guru dirubah strukturalnya dengan membangun mihrab untuk menunjukkan arah kiblat pada masjid. Kini masjid tersebut lebih dikenal sebagai Masjid Auwal.
Meskipun sederhana dan tampil minimalis, sejak Masjid Auwal berdiri, tempat ini jadi poros aktifitas komunitas muslim yang ada di Cape Town. Setelah melalui beberapa renovasi, masjid ini tetap terlihat seperti bangunan biasa di daerah Bo Kaap dengan menara yang tidak terlalu tinggi.
Masjid Auwal terdiri dari dua lantai dengan balkon dari pagar kayu di bagian dalam dan beberapa jendela sederhana dilengkapi teralis. Mimbar masjid terbuat dari kayu yang sederhana. Meskipun demikian, jika Sobat Halal menapaki masjid ini, ada kekayaan sejarah yang sangat dalam dan membekas.
Selain kekayaan sejarah, salah satu daya tarik masjid ini terletak pada salinan tangan Al-Qur’an yang pertama, satu-satunya dan tertua di Afrike Selatan. Konon, salinan Al Qur-an tertua ini ditulis langsung oleh Tuan Guru selama dipenjara di Pulau Roben. Bikin terharu sekaligus merinding, ya, Sobat Halal?!
Selain itu, Masjid Auwal ini juga banyak dikunjungi tokoh-tokoh penting dunia. Salah satunya adalah Pangeran Harry dan Meghan Maekle yang berkunjung dalam rangka Hari Warisan Budaya Afrika Selatan pada 25 September 2019 lalu.
Sejarah penyebaran islam dan pendirian masjid ini dipaparkan di buku karya jurnalis Afrika Selatan, Shafiq Morton, dengan judul “From The Spice Islands to Cape Town: The Life and Time of Tuan Guru.”
Jika Sobat Halal berkesempatan berkunjung ke Cape Town, Afrika Selatan Masjid Auwal wajib masuk ke dalam wishlist. Selain serius memajukan wisata halal, ternyata Cape Town menyimpan sejarah Islam tertua di Afrika Selatan. Wow!